Jumat, 02 Desember 2011

GURU DAN PERUBAHANNYA

M. Ishaq, S.Pd
Secara umum orang mengatakan, “Segala sesuatu akan mengalami perubahan, kecuali perubahan itu sendiri yang tidak berubah.” Kalau saja ini diasumsikan sebagai sesuatu yang mesti, maka perubahan itu adalah sebuah keniscayaan yang harus kita terima.
Perubahan-perubahan itu kemudian pada urutannya akan melanda juga pada dunia pendidikan pada umumnya. Perubahan-perubahan pada dunia pendidikan boleh jadi ditentukan oleh faktor dalam (internal) maupun faktor luar (eksternal). Atau dalam bahasa lain, pendidikan berubah karena pendidikan itu sendiri, tetapi boleh jadi pendidikan berubah karena dipaksa oleh hal lain di luar pendidikan itu.
Guru, sebagai salah satu faktor pendidikan, mempunyai peranan penting dalam menentukan perubahan-perubahan, terutama perubahan dalam dunia pendidikan, yang pada gilirannya akan berakibat pada perubahan-perubahan pada yang lain, tetapi dia, guru juga dituntut berubah karena guru sebagai agent of change (agen perubahan) harus selalu berusaha untuk mengadakan perubahan pada dirinya terlebih dahulu sebelum mengadakan perubahan pada orang lain, ibda’ bi nafsik.
Guru dan perubahan inilah yang kita jadikan bahasan utama dalam makalah ini untuk menyoroti atau menata kembali upaya peningkatan kualitas SDM pendidikan terutama SDM guru dalam menghadapi perubahan-perubahan, sehingga guru dapat berperan maksimal dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.
Guru, menurut kamus besar Bahasa Indonesia, adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.1 Sedangkan kata mengajar berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut.2 Dengan demikian, guru berarti orang yang memberikan petunjuk kepada orang lain agar petunjuk itu diketaui atau diikuti.
Kata “petunjuk” dalam definisi guru di atas menjadi kata kunci dalam memahami guru. Guru sejati adalah guru yang selalu memberikan petunjuk. Jika tidak memberi petunjuk berarti bukan guru. Sedangkan kata “petunjuk” itu sendiri mempunyai dua arti. Pertama, petunjuk berarti sesuatu tanda atau isyarat untuk menjukkan atau memberi tahu. Kedua, petunjuk berarti ketentuan, nasihat, ajaran, dan pedoman yang memberikan arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan.3
Islam dengan berpedoman pada Al Qur’an, memberi sifat pendidikan sebagai pendidikan yang “rabbaniy”, berdasarkan pada ayat pertama dalam wahyu pertama. Sementara orang yang melaksanakan pendidikan, termasuk di dalamnya guru, dalam Islam juga disebut “rabbaniy” yang oleh Al Qur’an dijelaskan cirinya antara lain mengajarkan kita Allah, baik yang tertulis (Al Qur’an), maupun yang tidak tertulis (alam raya), serta mempelajarinya secara terus menerus4 dan mengajarkan “Al Hikmah”5. Al Kitab adalah kabar dari langit yang secara tekstual kita terima dari Tuhan lewat utusannya, tetapi Al-Hikmah adalah ilmu Tuhan yang ada di alam ini yang memerlukan usaha kita dalam memahaminya, karena boleh jadi berupa pengetahuan science, pengetahuan filsafat, maupun pengetahuan yang lain.
Guru berdasarkan data di atas, adalah orang yang mengajarkan sesuatu dalam arti memberi petunjuk, memberi tahu, memberi informasi yang berupa pengetahuan yang diambil dari kitab suci atau “Al Kitab” baik yang tertulis (Al Qur’an) maupun yang tidak tertulis (alam raya) agar pengetahuan itu difahami atau dipraktekan dalam kehidupan keseharian peserta didik.
Hadari Nawawi,6 mengatakan bahwa guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah, kelas. Secara lebih khusus lagi, ia mengatakan bahwa guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu peserta didik dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut, menurutnya bukanlah sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan peserta didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
Guru dalam bahasa jawa biasa dianggap kependekan dari orang yang dapat “digugu” dan “ditiru”, bukan orang yang “diguyu” dan orang yang mudah “ditipu”. Digugu karena infrormasi atau petunjuk yang diberikan oleh guru mempunyai akurasi yang kuat, sehingga tidak diragukan lagi dan kemudian dapat dipercaya. Selain itu, mempunyai prilaku yang dapat dijadikan teladan yang baik bukan saja bagi peserta didik, tetapi bagi masyarakat pada umumnya. Ini berarti guru itu bukan yang mempunyai informasi yang selalu diragukan, bahkan mungkin selalu ketinggalan sehingga tidak dipercaya akhirnya ditertawakan (diguyu) dan prilakunya tidak dapat dijadikan tauladan bagi peserta didiknya apalagi masyarakatnya. Dan guru seharusnya bukan yang mudah ditipu, karena guru adalah orang yang selalu belajar dan mengikuti perkembangan dan perubahan. Karena jika tidak mengikuti perkembangan dan perubahan, maka guru akan selalu ketinggalan informasi, sehingga tidak tahu perubahan-perubahan yang terjadi. Sebab inilah guru yang selalu belajar mengikuti perkembangan dan perubahan itu, maka bagi orang jawa guru itu mempunyai kedudukan yang sangat tinggi.
Selain guru, banyak istilah lain yang maknanya sama atau hampir sama dengan guru, pendidik misalnya. Pendidik menurut WJS Poerwadarminta adalah orang yang mendidik7. Pengertian ini memberi kesan, bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Dalam bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang berdekatan artinya dengan pendidik. Kata tersebut seperti teacher yang diartikan dengan guru atau pengajar dan tutor yang berarti guru pribadi, atau guru yang mengajar di rumah.8 Dalam bahasa Arab guru atau pendidik diterjemahkan dengan ustadz, mudarris, mu’allim, dan mu’addid. Kata ustadz jamaknya asatidz yang berarti teacher (guru), professor (gelar akademik), jenjang dibidang intelektual, pelatih, penulis dan peyair.9
Adapun kata muddaris berarti teacher (guru), instructur (pelatih) dan lecturer (dosen).10 sedangkan istilah mu’allim juga berarti teacher (guru), intructur (pelatih) trainer (pemandu).11 Selanjutnya istilah mu’addib berarti educator yang berarti pendidik atau teacher in Koranic School (guru dalam lembaga pendidikan Al Qur’an).12
Menurut hemat saya, istilah-istilah di atas maknanya terhimpun di dalam istilah pendidikan, kerena seluruh kata tersebut mengacu kepada seseorang yang memberikan pengetahuan, ketrampilan atau pengalaman kepada orang lain. Kata-kata yang variatif di atas sebetulnya menunjukkan adanya perbedaan ruang gerak dan lingkungan dimana pengetahuan dan ketrampilan diberikan. Jika pengetahauan dan ketrampilan tersebut diberikan di sekolah, yang memberikan disebut teacher, diperguruan tinggi disebut lecturer atau professor, dirumah-rumah secara pribadi disebut tutor, dipusat-pusat latihan disebut instructur atau trainer dan di lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan agama disebut educator.13
Sebagai pendidik, guru bukan hanya berfungsi atau bertugas melaksanakan aktifitas memindahkan pengetahuannya ( transfer of knowledge ) atau memberi petunjuk kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu guru sebagai pendidik harus melakukan pemindahan nilai ( transfer of values ) kepada peserta didik. Selain itu guru harus mampu menjadi pengelolah proses pembelajaran ( manajer of learning ), pengarah dalam proses pembelajaran ( directur of learning ), sebagai fasilitator ( facilitator ) atau orang dapat memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran dan menjadi perencana masyarakat masa depan ( the planner of future society ). 14
Dengan demikian, maka tugas dan fungsi guru dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian pertama. Sebagai pengajar yang bertugas merencanakan program pembelajaran secara utuh. Kedua, sebagai pendidik yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian baik sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Ketiga, sebagai pemimpin yang memimpin, mengendalikan diri peserta didik dan masyarakat yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program yang di lakukan.15
Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana diatas, maka seseorang guru dituntut untuk menjadi guru yang profesional. Sedangkan seorang guru yang profesional harus mempunyai kompetensi–kompetensi tertentu antara lain. Pertama, penguasaan materi yang cukup. Kedua, Penguasaan strategi pembelajaran. Ketiga, Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan. Keempat, memahami prinsip-prinsip dan dapat menafsirkan hasil penelitian pendidikan pada umumnya guna keperluan pengembangan pendidikan. Kelima, memiliki kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung yang mendukung kepentingan tugasnya. 16
Menurut Rice dan Bishoprick guru profesional adalah guru yang mampu mengelolah dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Profesionalisasi guru oleh kedua pasangan penulis tersebut dipandang sebagi satu proses yang bergerak dari ketidaktahuan ( Ignorance ) menjadi tahu, dari ketidakmatangan ( Immaturity ) menjadi matang, dari diarahkan orang lain ( other directedness ) menjadi mengarahkan sendiri. 17
Sedangkan Gilcman menegaskan bahwa seseorang akan bekerja secara porfesional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan ( ability ) dan motivasi ( motivation ). Dalam kaitannya dengan profesionalisme guru, dia mengatakan bahwa guru dapat dikatakan profesional bilamana memiliki kemampuan tinggi ( high level of abstract ) dan motivasi kerja tinggi ( high level of commitment ). 18
Nampak jelas, bahwa seorang yang mempunyai profesi sebagai guru, disamping dituntut mempunyai skill atau ketrampilan-ketrampilan yang terkait dengan proses pembelajaran, juga dituntut mengikuti perkembangan-perkembangan yang menyangkut dengan profesinya maupun yang lain. Seorang guru harus terus mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga sebagai sumber informasi, guru harus selalu peka terhadap informasi – informasi terkini.
Sebagaimana ditulis diatas, perubahan itu tidak dapat dielakkan. Setiap masyarakat, manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan didalam masyaraakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola keperilakuan organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang interaksi sosial dan lain-lain.
Perubahan-perubahan pada masyarakat di dunia dewasa ini, merupakan gejala yang normal, yang pengaruhnya menjalar dengan cepat kebagian-bagian dunia lainnya, antara lain berkat adanya komunikasi yang modern. Penemuan-penemuan baru dibidang teknologi yang terjadi disuatu tempat, dengan cepat dapat di ketahui oleh masyarakat-masyarakat lain yang jauh dari tempat tersebut.
Perubahan-perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu, namun dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepat, sehingga seolah-olah membingungkan manusia yang menghadapinya. Sehingga didalam masyarakat dunia ini kita lihat sering terjadinya perubahan-perubahan atau suatu keadaan dimana perubahan-perubahan tersebut berjalan secara konstan. Perubahan-perubahan tersebut memang terikat oleh waktu dan tempat, akan tetapi karena sifatnya yang berantai, maka keadaan tersebut berlangsung terus walaupun kadang-kadang diselingi keadaan di mana masyarakat yang bersangkutan mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena oleh proses perubahan tadi.19
Terkait dengan perubahan-perubahan masyarakat atau sosial sebagaimana dijelaskan di atas, baik yang disebabkan oleh penemuan-penemuan baru maupun yang lain, maka guru sebagai salah satu faktor pendidikan yang sangat penting, harus menghadapi perubahan-perubahan itu dengan menata kembali kualitas dirinya (SDM) untuk memantapkan profesinya. Setidaknya, guru harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang diperlukan dalam bentuk skill maupun yang lain.
Guru harus mempunyai visi atau pandangan yang tepat. Guru dengan visi yang tepat berarti guru memiliki pandangan yang tepat tentang hal-hal yang penting dalam pendidikan dalam menghadapi perubahan-perubahan. Tentang pembelajaran merupakan jantung dalam proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan terletak pada kualitas pembelajarannya, dan bukan sama sekali pada aksesori sekolah. Kedua, pembelajaran tidak akan menjadi baik dengan sendirinya, melainkan melalui proses inovasi tertentu, sehingga guru dituntut melakukan berbagai pembaharuan dalam hal pendekatan, metode, teknik, strategi, langkah-langkah, media pembelajaran, mengubah status quo agar pembelajaran menjadi berkualitas. Ketiga, tugas-tugas yang dilakukan itu harus dipandang sebagai pengabdian, bukan sebagai proyek. 20
Selain harus mempunyai visi yang tepat, guru juga harus melakukan aksi inovatif dan mandiri. Visi tanpa aksi adalah bagaikan sebuah mimpi, Vision without action is merely a dream, vision with action can change the world, demikian kata Barker dalam Morgatroyd dan Morgan. Aksi yang dimaksud disini adalah aksi pembaharuan utamanya pembaharuan dalam pembelajaran. Karena pembaharuan pembelajaran di sekolah maupun di madrasah dapat terjadi, jika adanya inovasi pembelajaran itu sendiri. Inovasi pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu yang baru mengenai pembelajaran, bisa berupa ide, program, layanan, metode, teknologi dan proses pembelajaran.

Tebarkan Salam

Tebarkan SalamPOTRET CINTA ALA NABI MUHAMMAD SAW
"Manusia tidak jatuh 'ke dalam' cinta, dan tidak juga keluar 'dari cinta'. Tapi manusia tumbuh dan besar dalam cinta". Cinta, banyak waktu dan peristiwa orang selalu berbeda mengartikannya. Tak ada yang salah, tapi tak ada juga yang benar sempurna penafsirannya. Karena cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang lebih rendah.

Tapi ada satu yang bisa kita sepakati bersama tentang cinta. Bahwa cinta, akan membawa sesuatu menjadi lebih baik, membawa kita untuk berbuat lebih sempurna. Mengajarkan pada kita betapa, besar kekuatan yang dihasilkannya. Cinta membuat dunia yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak bisa kita nikmati dengan cinta.

Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus berlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan. Teringat kisah Bandung Bondowoso yang tak tanggung-tanggung membangunkan seluruh jin dari tidurnya dan menegakkan seribu candi untuk Lorojonggrang seorang. Sangkuriang tak kalah dahsyatnya, diukirnya tanah menjadi sebuah telaga dengan perahu yang megah dalam semalam demi Dayang Sumbi terkasih yang ternyata ibu sendiri. Tajmahal yang indah di India, di setiap jengkal marmer bangunannya terpahat nama kekasih buah hati sang raja juga terbangun karena cinta. Bisa jadi, semua kisah besar dunia, berawal dari cinta.

Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah membangun samudera kebaikan. Cinta adalah tangan-tangan yang merajut hamparan permadani kasih sayang. Cinta adalah hati yang selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan yang lebih baik. Dan Islam tidak saja mengagungkan cinta tapi memberikan contoh kongkrit dalam kehidupan. Lewat kehidupan manusia mulia, Rasulullah tercinta.

Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata –bata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, jika mungkin.

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata jibril. Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telingan ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii" Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, bagaimana dengan cinta kita? Wallaahu A'lam.

M. Ishaq, S.Pd
M. Ishaq, S.PdPOTRET CINTA ALA NABI MUHAMMAD SAW
"Manusia tidak jatuh 'ke dalam' cinta, dan tidak juga keluar 'dari cinta'. Tapi manusia tumbuh dan besar dalam cinta". Cinta, banyak waktu dan peristiwa orang selalu berbeda mengartikannya. Tak ada yang salah, tapi tak ada juga yang benar sempurna penafsirannya. Karena cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang lebih rendah.

Tapi ada satu yang bisa kita sepakati bersama tentang cinta. Bahwa cinta, akan membawa sesuatu menjadi lebih baik, membawa kita untuk berbuat lebih sempurna. Mengajarkan pada kita betapa, besar kekuatan yang dihasilkannya. Cinta membuat dunia yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak bisa kita nikmati dengan cinta.

Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus berlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan. Teringat kisah Bandung Bondowoso yang tak tanggung-tanggung membangunkan seluruh jin dari tidurnya dan menegakkan seribu candi untuk Lorojonggrang seorang. Sangkuriang tak kalah dahsyatnya, diukirnya tanah menjadi sebuah telaga dengan perahu yang megah dalam semalam demi Dayang Sumbi terkasih yang ternyata ibu sendiri. Tajmahal yang indah di India, di setiap jengkal marmer bangunannya terpahat nama kekasih buah hati sang raja juga terbangun karena cinta. Bisa jadi, semua kisah besar dunia, berawal dari cinta.

Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah membangun samudera kebaikan. Cinta adalah tangan-tangan yang merajut hamparan permadani kasih sayang. Cinta adalah hati yang selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan yang lebih baik. Dan Islam tidak saja mengagungkan cinta tapi memberikan contoh kongkrit dalam kehidupan. Lewat kehidupan manusia mulia, Rasulullah tercinta.

Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata –bata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, jika mungkin.

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata jibril. Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telingan ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii" Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, bagaimana dengan cinta kita? Wallaahu A'lam.

Tebarkan Salam: Tebarkan Salam: 7 INDIKATOR KEBAHAGIAAN DUNIA

Tebarkan Salam: Tebarkan Salam: medan sabar

M. Ishaq, S.Pd

Tebarkan Salam: 7 INDIKATOR KEBAHAGIAAN DUNIA

Tebarkan Salam: 7 INDIKATOR KEBAHAGIAAN DUNIA

M. Ishaq, S.Pd

Rabu, 23 Juni 2010

Makalah Aqidah Akhlaq

KATA PENGANTAR


Bissmillahirrahmanirrahim

Teriring rasa syukur kehadirat Ilahi Robbi atas terselesainya Makalah Atau karya tulis kami dengan lancar. Sholawat dan Salam Mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, selaku Uswatun Hasanah Bagi umat Islam sedunia.

Adapun penulisan makalah ini berjudul : “ AHLAQ TERCELA “ dengan Guru Bidang study Ibu Ma’rufah, S.Pd. yang mana makalah ini bertujuan untuk menambah ilmu khususnya dibidang Aqidah Ahlaq yang berkaitan dengan Ahlaq tercela. Makalah ini kami harapkan dapat bermanfa'at bagi generasi muda pada umumnya dan penulis pada khususnya agar tetap teguh terhadap gejolak moral zaman yang semakin edan.

Kami menyadari bahwa segala sesuatu didunia ini tidak ada yang sempurna, begitu pula pada pembuatan makalah ini, betapapun usaha yang kami lakukan , tetap saja banyak sekali kekurangan yang terjadi, meskipun sebenarnya penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengupasnya lebih dalam.

Akhirnya saran dan kritik dari para pembaca sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah diedisi yang akan datang. Mudah-mudahan makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amiiin ..

Lamongan, 08 April 2006


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sejarah berkembangan zaman dari tahu ke tahun terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan, hal ini bisa dirasakan dengan beragamnya tingkatan Bahasa kaum berpendidikan dengan kaum yang minim pendidikannya atau barangkali sama sekali tidak mengenyam adanya pendidikan baik disekolah ( Lembaga Formal) ataupun ditempat-tempat Privat, Kejar Paket yang diselenggarakan Oleh Diknas. belum lagi kemajuan IPTEK yang ada sa’at ini merubah corak zaman sangalah berpengaruh pada mental manusia sekarang.

Melihat pesatnya perkembangan technology akhir-akhir ini menyebabkan kekhawatiran para umara’ alim ulama, dan orang tua kepada generasi muda sa’at ini. Pengaruh technology, media massa, media electronic sering kali tanpa disadari telah membimbing umat manusia untuk terlena dari fitrah manusia. Sehingga manusia sudah tidak memiliki pemikiran yang sehat, sopan santun pun telah luntur, adab antara yang tua dan yang mudah pun tak berlaku lagi.

Berdasarkan deskripsi diatas, penulis tergugah untuk membuat makalah ini yang penulis beri judul “ AHLAQ TERCELA “ Dengan harapan mudah-mudahan makalah ini berguna bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca untuk dapat mempertahankan martabat bangsa Indonesia yang terkenal dengan Negara yang ramah tamah.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengugah para pemuda diseluruh belahan penjuru nusantara untuk kembali kepada syariat agama dan menjungjung tinggi nilai moral, etika atau sopan santun.

b. Tujuan Khusus

Agar kami siswa siswi MA. Ta’sisut Taqwa selaku penyusun makalah ini kelak menjadi manusia dewasa yang berkepribadian dan berakhlaq yang mahmudah.














BAB II
AKHLAQ TERCELA

I. Pengertian
Sebelum kita mengkaji lebih dalam tentang apa yang dinamakan akhlaq tercela, ada baiknya kita uraikan dulu apa yang dimaksud dengan akhlaq tercela. Akhlaq tercela adalah segala perilaku atau perbuatan manusia yang menyimpang dari rel syariat agama yang dilakukan secara disengaja. Atau bisa pula diartikan segala perilaku manusia yang menyimpang dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Didalam perkembangan dunia kita bisa saksikan secara nyata bahwa norma, etika, sopan santun, adab, dari perilaku manusia sudah mulai rapuh terkikis oleh gemerlapnya zaman dan berbagai budaya-budaya barat yang secara tidak langsung telah menggiring manusia kejurang kehancuran akhlaq melalui program-program yang secara live ditayangkan di televisi, hal inilah yang menyebabkan perubahan secara drastis pada diri manusia sehingga kian hari akhlaq manusia bertambah jelek dan hampir sulit dibedakan antara akhlaq mahmudah atau akhlaq Madzmumah.
¬¬
II. Macam-Macam Akhlaq Tercela
Didalam agama islam sudah dirincikan dengan jelas mana akhlaq yang baik dan tercela. Diantaranya adalah :

a. Ujub
b. Takabur
c. Hasud
d. Dengki
e. Iri hati dll.
Dari beberapa macam akhlaq tercela yang tersebut diatas, penulis tidak akan memjelaskan satu persatu, akan tetapi yang akan kami bahas adalah tentang “ Ujub dan Takabur “

1. Ujub
Ujub artinya membanggakan diri. Orang yang memiliki sifat ujub senantiasa membanggakan segala kehidupan yang ia miliki. Ia lupa bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan yang dimiliki oleh manusia itu adalah karunia Allah yang harus disyukuri, bukan untuk dibangga-banggakan. Karena dengan membangga-banggakan segala kelebihan yang ada pada dirinya maka ia kan mudah terjerumus kedalam sifat takabur.

2. Takabbur
Takabur artinya sombong. Ujub dan takabur adalah dua sifat tercela yang selalu berdampingan. Ujub dan takabur merupakan dua penyakit hati berupa kebanggaan dan kesombongan atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.
Ada 7 nikmat yang menyebabkan seseorang menjadi ujub dan takabur menurut Imam Ghazali :
1. Ilmu. Banyak orang yang memiliki ilmu yang tinggi kemudian merasa dirinya paling pandai.
2. Amal Ibadah. Mereka merasa bahwa amal ibadahnyalah yang paling sempurna dari pada orang lain.
3. Kebangsawanan/ Pangkat. Tidak sedikit oarng terjerat sifat ujub dan takabur karena merasa tinggi pangkatnya dan menganggap orang lain rendah.
4. Kecantikan & Ketampanan wajah.
5. Harta dan kekayaan
6. Kekuatan dan kekuasaan
7. Banyak pengikut dari kalangan orang orang penting seperti pejabat negara dll.

Orang orang yang ujub dan takabur hakikatnya adalah lupa bahwa nikmat yng diterimanya adalah pemberian dari Allah kepadanya yang merupakan ujian baginya. Dia lupa bahwa zaman dahulu seorang raja yang takabur mampus tenggelam dilaut merah hanya karena sifat sombong , ujub dan takabur pada nikmat yang dikaruniakan Allah kepadanya sampai-sampai dia menganggap bukan Allah yang pantas disembah tapi dirinyalah yang patut disembah karena menjadi raja yang kaya raya, dialah Fir’aun Namanya.

Kemudian seorang bangsawan yang kaya raya hingga seluruh kunci gudang yang dimilikinya terbuat dari emas dan permata juga hancur ditelan oleh bumi bersama seluruh harta yang dimilikinya lantaran mereka sombong , takabur terhadap nikmat Allah SWT. Dalam Alquran (surat Al Qoshosh ayat 81 : ) diterangkan




Artinya “ maka kami benamkan Qarun beserta rumahnya kedalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolong terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang ( yang dapat ) membela dirinya “









BAB III
KESIMPULAN
1. Akhlaq tercela adalah segala perilaku atau perbuatan manusia yang menyimpang dari rel syariat agama yang dilakukan secara disengaja. Atau bisa pula diartikan segala perilaku manusia yang menyimpang dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
2. Didalam agama islam sudah dirincikan dengan jelas mana akhlaq yang baik dan tercela. Diantaranya adalah :
a. Ujub
b. Takabur
c. Hasud
d. Dengki. dll.
3. Ujub artinya membanggakan diri. Orang yang memiliki sifat ujub senantiasa membanggakan segala kehidupan yang ia miliki
4. Takabur artinya sombong. Ujub dan takabur adalah dua sifat tercela yang selalu berdampingan.
5. Ada 7 nikmat yang menyebabkan seseorang menjadi ujub dan takabur menurut Imam Ghazali :
a. Ilmu.
b. Amal Ibadah.
c. Kebangsawanan/ Pangkat.
d. Kecantikan & Ketampanan wajah.


BAB IV
PENUTUP

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Atas terselesainya makalah ini, mudah-mudahan dapat bermanfa'at bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca sebagai acuan untuk mendalami Ilmu agama . Amiiin.



















DAFTAR PUSTAKA


Masan Alfat Drs. “ Aqidqh Akhlaq MTs. Kelas VII”
Penerbit Karya Toha Putra Semarang.


Imam Ghazali. “ Membersihkan Jiwa dari sifat tercela”
PT. BINTANG USAHA JAYA Surabaya































Daftar Isi

Halam Judul
Kata Pengantar ……………………………………………………………………… ii
Daftar Isi ………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan Makalah ………………………………………… 1
1.2 Tujuan Penulisan …………………………………………………… 2
a. Tujuan umum………………………………………………………………..2
b. Tujuan Khusus …………………………………………………………….2

BAB II AHLAQ TERCELA
2.1 Macam-Macam Akhlaq Tercela ……………………………………………… 3.
2.2 Ujub ……………………….………………………………………………… 4.
2.3 Takabur …………………………………………………………………... 4.

BAB III KESIMPULAN 5.
BAB IV PENUTUP 5.
DAFTAR PUSTAKA 6.




Makalah Aqidah Akhlaq

" Ahlaq Tercela "











Oleh :
1. Zainal Affandi
2. Ihwan
3. Mashuri
4. Toni Kurniawan
5. Mufid.


MA. TA’SISUT TAQWA GALANG TURI LAMONGAN
TP. 2005-2006

Guru Dan Perubahannya

GURU DAN PERUBAHAN
( Upaya Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan dalam Menghadapi Perkembangan )*

Oleh: Drs. Abd. Haris, MA*




Secara umum orang mengatakan, “Segala sesuatu akan mengalami perubahan, kecuali perubahan itu sendiri yang tidak berubah.” Kalau saja ini diasumsikan sebagai sesuatu yang mesti, maka perubahan itu adalah sebuah keniscayaan yang harus kita terima.
Perubahan-perubahan itu kemudian pada urutannya akan melanda juga pada dunia pendidikan pada umumnya. Perubahan-perubahan pada dunia pendidikan boleh jadi ditentukan oleh faktor dalam (internal) maupun faktor luar (eksternal). Atau dalam bahasa lain, pendidikan berubah karena pendidikan itu sendiri, tetapi boleh jadi pendidikan berubah karena dipaksa oleh hal lain di luar pendidikan itu.
Guru, sebagai salah satu faktor pendidikan, mempunyai peranan penting dalam menentukan perubahan-perubahan, terutama perubahan dalam dunia pendidikan, yang pada gilirannya akan berakibat pada perubahan-perubahan pada yang lain, tetapi dia, guru juga dituntut berubah karena guru sebagai agent of change (agen perubahan) harus selalu berusaha untuk mengadakan perubahan pada dirinya terlebih dahulu sebelum mengadakan perubahan pada orang lain, ibda’ bi nafsik.
Guru dan perubahan inilah yang kita jadikan bahasan utama dalam makalah ini untuk menyoroti atau menata kembali upaya peningkatan kualitas SDM pendidikan terutama SDM guru dalam menghadapi perubahan-perubahan, sehingga guru dapat berperan maksimal dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.
Guru, menurut kamus besar Bahasa Indonesia, adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.1 Sedangkan kata mengajar berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut.2 Dengan demikian, guru berarti orang yang memberikan petunjuk kepada orang lain agar petunjuk itu diketaui atau diikuti.
Kata “petunjuk” dalam definisi guru di atas menjadi kata kunci dalam memahami guru. Guru sejati adalah guru yang selalu memberikan petunjuk. Jika tidak memberi petunjuk berarti bukan guru. Sedangkan kata “petunjuk” itu sendiri mempunyai dua arti. Pertama, petunjuk berarti sesuatu tanda atau isyarat untuk menjukkan atau memberi tahu. Kedua, petunjuk berarti ketentuan, nasihat, ajaran, dan pedoman yang memberikan arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan.3
Islam dengan berpedoman pada Al Qur’an, memberi sifat pendidikan sebagai pendidikan yang “rabbaniy”, berdasarkan pada ayat pertama dalam wahyu pertama. Sementara orang yang melaksanakan pendidikan, termasuk di dalamnya guru, dalam Islam juga disebut “rabbaniy” yang oleh Al Qur’an dijelaskan cirinya antara lain mengajarkan kita Allah, baik yang tertulis (Al Qur’an), maupun yang tidak tertulis (alam raya), serta mempelajarinya secara terus menerus4 dan mengajarkan “Al Hikmah”5. Al Kitab adalah kabar dari langit yang secara tekstual kita terima dari Tuhan lewat utusannya, tetapi Al-Hikmah adalah ilmu Tuhan yang ada di alam ini yang memerlukan usaha kita dalam memahaminya, karena boleh jadi berupa pengetahuan science, pengetahuan filsafat, maupun pengetahuan yang lain.
Guru berdasarkan data di atas, adalah orang yang mengajarkan sesuatu dalam arti memberi petunjuk, memberi tahu, memberi informasi yang berupa pengetahuan yang diambil dari kitab suci atau “Al Kitab” baik yang tertulis (Al Qur’an) maupun yang tidak tertulis (alam raya) agar pengetahuan itu difahami atau dipraktekan dalam kehidupan keseharian peserta didik.
Hadari Nawawi,6 mengatakan bahwa guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah, kelas. Secara lebih khusus lagi, ia mengatakan bahwa guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu peserta didik dalam mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut, menurutnya bukanlah sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi adalah anggota masyarakat yang harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan peserta didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
Guru dalam bahasa jawa biasa dianggap kependekan dari orang yang dapat “digugu” dan “ditiru”, bukan orang yang “diguyu” dan orang yang mudah “ditipu”. Digugu karena infrormasi atau petunjuk yang diberikan oleh guru mempunyai akurasi yang kuat, sehingga tidak diragukan lagi dan kemudian dapat dipercaya. Selain itu, mempunyai prilaku yang dapat dijadikan teladan yang baik bukan saja bagi peserta didik, tetapi bagi masyarakat pada umumnya. Ini berarti guru itu bukan yang mempunyai informasi yang selalu diragukan, bahkan mungkin selalu ketinggalan sehingga tidak dipercaya akhirnya ditertawakan (diguyu) dan prilakunya tidak dapat dijadikan tauladan bagi peserta didiknya apalagi masyarakatnya. Dan guru seharusnya bukan yang mudah ditipu, karena guru adalah orang yang selalu belajar dan mengikuti perkembangan dan perubahan. Karena jika tidak mengikuti perkembangan dan perubahan, maka guru akan selalu ketinggalan informasi, sehingga tidak tahu perubahan-perubahan yang terjadi. Sebab inilah guru yang selalu belajar mengikuti perkembangan dan perubahan itu, maka bagi orang jawa guru itu mempunyai kedudukan yang sangat tinggi.
Selain guru, banyak istilah lain yang maknanya sama atau hampir sama dengan guru, pendidik misalnya. Pendidik menurut WJS Poerwadarminta adalah orang yang mendidik7. Pengertian ini memberi kesan, bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Dalam bahasa Inggris dijumpai beberapa kata yang berdekatan artinya dengan pendidik. Kata tersebut seperti teacher yang diartikan dengan guru atau pengajar dan tutor yang berarti guru pribadi, atau guru yang mengajar di rumah.8 Dalam bahasa Arab guru atau pendidik diterjemahkan dengan ustadz, mudarris, mu’allim, dan mu’addid. Kata ustadz jamaknya asatidz yang berarti teacher (guru), professor (gelar akademik), jenjang dibidang intelektual, pelatih, penulis dan peyair.9
Adapun kata muddaris berarti teacher (guru), instructur (pelatih) dan lecturer (dosen).10 sedangkan istilah mu’allim juga berarti teacher (guru), intructur (pelatih) trainer (pemandu).11 Selanjutnya istilah mu’addib berarti educator yang berarti pendidik atau teacher in Koranic School (guru dalam lembaga pendidikan Al Qur’an).12
Menurut hemat saya, istilah-istilah di atas maknanya terhimpun di dalam istilah pendidikan, kerena seluruh kata tersebut mengacu kepada seseorang yang memberikan pengetahuan, ketrampilan atau pengalaman kepada orang lain. Kata-kata yang variatif di atas sebetulnya menunjukkan adanya perbedaan ruang gerak dan lingkungan dimana pengetahuan dan ketrampilan diberikan. Jika pengetahauan dan ketrampilan tersebut diberikan di sekolah, yang memberikan disebut teacher, diperguruan tinggi disebut lecturer atau professor, dirumah-rumah secara pribadi disebut tutor, dipusat-pusat latihan disebut instructur atau trainer dan di lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan agama disebut educator.13
Sebagai pendidik, guru bukan hanya berfungsi atau bertugas melaksanakan aktifitas memindahkan pengetahuannya ( transfer of knowledge ) atau memberi petunjuk kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu guru sebagai pendidik harus melakukan pemindahan nilai ( transfer of values ) kepada peserta didik. Selain itu guru harus mampu menjadi pengelolah proses pembelajaran ( manajer of learning ), pengarah dalam proses pembelajaran ( directur of learning ), sebagai fasilitator ( facilitator ) atau orang dapat memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran dan menjadi perencana masyarakat masa depan ( the planner of future society ). 14
Dengan demikian, maka tugas dan fungsi guru dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian pertama. Sebagai pengajar yang bertugas merencanakan program pembelajaran secara utuh. Kedua, sebagai pendidik yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian baik sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Ketiga, sebagai pemimpin yang memimpin, mengendalikan diri peserta didik dan masyarakat yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas program yang di lakukan.15
Untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana diatas, maka seseorang guru dituntut untuk menjadi guru yang profesional. Sedangkan seorang guru yang profesional harus mempunyai kompetensi–kompetensi tertentu antara lain. Pertama, penguasaan materi yang cukup. Kedua, Penguasaan strategi pembelajaran. Ketiga, Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan. Keempat, memahami prinsip-prinsip dan dapat menafsirkan hasil penelitian pendidikan pada umumnya guna keperluan pengembangan pendidikan. Kelima, memiliki kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung yang mendukung kepentingan tugasnya. 16
Menurut Rice dan Bishoprick guru profesional adalah guru yang mampu mengelolah dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Profesionalisasi guru oleh kedua pasangan penulis tersebut dipandang sebagi satu proses yang bergerak dari ketidaktahuan ( Ignorance ) menjadi tahu, dari ketidakmatangan ( Immaturity ) menjadi matang, dari diarahkan orang lain ( other directedness ) menjadi mengarahkan sendiri. 17
Sedangkan Gilcman menegaskan bahwa seseorang akan bekerja secara porfesional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan ( ability ) dan motivasi ( motivation ). Dalam kaitannya dengan profesionalisme guru, dia mengatakan bahwa guru dapat dikatakan profesional bilamana memiliki kemampuan tinggi ( high level of abstract ) dan motivasi kerja tinggi ( high level of commitment ). 18
Nampak jelas, bahwa seorang yang mempunyai profesi sebagai guru, disamping dituntut mempunyai skill atau ketrampilan-ketrampilan yang terkait dengan proses pembelajaran, juga dituntut mengikuti perkembangan-perkembangan yang menyangkut dengan profesinya maupun yang lain. Seorang guru harus terus mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga sebagai sumber informasi, guru harus selalu peka terhadap informasi – informasi terkini.
Sebagaimana ditulis diatas, perubahan itu tidak dapat dielakkan. Setiap masyarakat, manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan didalam masyaraakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola keperilakuan organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang interaksi sosial dan lain-lain.
Perubahan-perubahan pada masyarakat di dunia dewasa ini, merupakan gejala yang normal, yang pengaruhnya menjalar dengan cepat kebagian-bagian dunia lainnya, antara lain berkat adanya komunikasi yang modern. Penemuan-penemuan baru dibidang teknologi yang terjadi disuatu tempat, dengan cepat dapat di ketahui oleh masyarakat-masyarakat lain yang jauh dari tempat tersebut.
Perubahan-perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu, namun dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepat, sehingga seolah-olah membingungkan manusia yang menghadapinya. Sehingga didalam masyarakat dunia ini kita lihat sering terjadinya perubahan-perubahan atau suatu keadaan dimana perubahan-perubahan tersebut berjalan secara konstan. Perubahan-perubahan tersebut memang terikat oleh waktu dan tempat, akan tetapi karena sifatnya yang berantai, maka keadaan tersebut berlangsung terus walaupun kadang-kadang diselingi keadaan di mana masyarakat yang bersangkutan mengadakan reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena oleh proses perubahan tadi.19
Terkait dengan perubahan-perubahan masyarakat atau sosial sebagaimana dijelaskan di atas, baik yang disebabkan oleh penemuan-penemuan baru maupun yang lain, maka guru sebagai salah satu faktor pendidikan yang sangat penting, harus menghadapi perubahan-perubahan itu dengan menata kembali kualitas dirinya (SDM) untuk memantapkan profesinya. Setidaknya, guru harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang diperlukan dalam bentuk skill maupun yang lain.
Guru harus mempunyai visi atau pandangan yang tepat. Guru dengan visi yang tepat berarti guru memiliki pandangan yang tepat tentang hal-hal yang penting dalam pendidikan dalam menghadapi perubahan-perubahan. Tentang pembelajaran merupakan jantung dalam proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan terletak pada kualitas pembelajarannya, dan bukan sama sekali pada aksesori sekolah. Kedua, pembelajaran tidak akan menjadi baik dengan sendirinya, melainkan melalui proses inovasi tertentu, sehingga guru dituntut melakukan berbagai pembaharuan dalam hal pendekatan, metode, teknik, strategi, langkah-langkah, media pembelajaran, mengubah status quo agar pembelajaran menjadi berkualitas. Ketiga, tugas-tugas yang dilakukan itu harus dipandang sebagai pengabdian, bukan sebagai proyek. 20
Selain harus mempunyai visi yang tepat, guru juga harus melakukan aksi inovatif dan mandiri. Visi tanpa aksi adalah bagaikan sebuah mimpi, Vision without action is merely a dream, vision with action can change the world, demikian kata Barker dalam Morgatroyd dan Morgan. Aksi yang dimaksud disini adalah aksi pembaharuan utamanya pembaharuan dalam pembelajaran. Karena pembaharuan pembelajaran di sekolah maupun di madrasah dapat terjadi, jika adanya inovasi pembelajaran itu sendiri. Inovasi pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu yang baru mengenai pembelajaran, bisa berupa ide, program, layanan, metode, teknologi dan proses pembelajaran.

Makalah Administrasi Pendidikan

MAKALAH

ADMINISTRATOR PENDIDIKAN DAN PROFESINYA


Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Administrasi Pendidikan
Dosen Pembimbing : Drs. Ahmad Shodiqin, M.Ag















Oleh :

NUR AINI
SAHIYATIN FIQHIYAH
AYU CANDRA
LILIK ULFI HIDAYATI
ULFA UMAMI
ABD. GHOFUR
IMAM BUCHORI
FATHUR ROHMAN






Fakultas Agama Islam
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2008


KATA PENGANTAR




Bissmillahirrahmanirrahim

Teriring rasa syukur kehadirat Ilahi Robbi atas terselesainya Makalah Atau karya tulis kami dengan lancar. Sholawat dan Salam Mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, selaku Uswatun Hasanah Bagi umat Islam sedunia.

Adapun penulisan makalah ini berjudul : ADMINISTRATOR PENDIDIKAN DAN PROFESINYA. Kami menyadari bahwa segala sesuatu didunia ini tidak ada yang sempurna, begitu pula pada pembuatan makalah ini, betapapun usaha yang kami lakukan , tetap saja banyak sekali kekurangan yang terjadi, meskipun sebenarnya penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengupasnya lebih dalam.

Akhirnya saran dan kritik dari para pembaca sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah diedisi yang akan datang. Mudah-mudahan makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amiiin ..

Lamongan, 14 Juni 2008


Penulis














DAFTAR ISI


Halaman Judul …………………………………………………………………………………..
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………….
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………..
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………..
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah …………………………………………………………………….

BAB II. ADMINISTRATOR PENDIDIKAN DAN PROFESINYA
A. Profesionalisasi Administrasi Pendidikan……..………………………….…….
B. Peranan Teori Dalam Praktek Administrasi Pendidikan ..………………………
C. Suatu pandangan fungsional tentang administrasi pendidikan dalam era pembangunan. …………………………………………………………………….

BAB III. KESIMPULAN …………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………



















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Pendidikan adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh semua pihak, baik pihak pengelola, pengembang, maupun praktisi pendidikan. Pendidikan pada zaman sekarang ini sangat penting dan merupakan kebutuhan primer bagi mereka yang ingin maju dan berkembang dan siap menghadapi tantangan di zaman yang semakin canggih dan modern seperti sekarang ini.
Namun untuk mencapai semua itu dibutuhkan Para administrator-administrator yang mumpuni dibidangnya dalam arti kemampuan intelektual mereka teruji dan sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan yang mereka tekuni. Selain itu juga untuk mengantisipasi carut-marutnya administrasi dan supervisi pendidikan. Untuk itu Administrator dituntut lebih giat mengembangkan keilmuannya secara professional sesuai dengan profesinya. Banyak para individu membanggakan profesinya tapi belum dilakukannya secara professional. Professional adalah sikap dewasa bagi mereka yang berprofesi, tapi yang berprofesi belum semua yang professional.
Untuk itu penulis akan meneliti sejauh mana administrator pendidikan dipandang dari sudut profesi dan keprofesionalnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada hubungan dari pengertian profesi dan profesionalisme ?
2. Bagaimana peran teori dalam praktek administrasi pendidikan ?
3. Apakah ada fungsi Administrasi pendidikan dalam era pembangunan ?

C. Tujuan MAsalah
1. Mengetahui hubungan dari pengertian profesi dan profesionalisme
2. Mengetahui peran teori dalam praktek administrasi pendidikan.
3. Mengetahui Administrasi pendidikan dalam era pembangunan




BAB II
ADMINISTRATOR PENDIDIKAN
DAN PROFESINYA


A. PROFESIONALISASI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

1. Profesi Dan Profesionalisasi

Profesi menurut Webster’s New World Dictionary adalah sebagai suatu pekerjaan yang meminta pendidikan tinggi dalam liberal arts atau science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual, seperti mengajar, keinsinyuran, mengajar, mengarang dst.
Menurut Good’s Dictionary of Education mendefinisikan suatu pekerjaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relative lama diperguruan tinggi dan dikuasai oleh suatu kode etik yang khusus. Dari kedua definisi tersebut sudah jelas bahwa tidak setiap pekerjaan bisa disebut profesi, karena harus memenuhi sejumlah criteria tertentu.
Sedangkan Porfesionalisasi adalah suatu proses perubahan dalam status suatu pekerjaan dari yang non - profesi atau semi – profesi kearah profesi sungguh.

2. Karakteristik Profesi

a. Menurut Moore cirri-ciri profesi adalah sebagai berikut :
1. Seorang professional menggunakan waktu penuh untuk menjalankan pekerjaanya.
2. Ia terikat oleh suatu panggilan hidup, dan dalam hal ini memperlakukan pekerjaannya sebagai seperangkat kepatuhan dan perilaku.
3. Ia anggota organisasi professional yang formal.
4. Ia menguasai pengetahuan yang berguna dan keterampilan atas dasar latihan spesialsasi atau pendidikan yang sangat khusus.
5. Ia terikat oleh syarat-syarat kompetensi, kesadaran profesi dan pengabdian.
6. Ia memperoleh otonomi berdasarkan spesialisasi teknis yang tinggi sekali.

b. Menurun Greenwood profesi-profesi dibedakan dari non – profesi karena memiliki unsure-unsur esensial berikut :
1. Suatu dasar teori sistematis.
2. Kewenangan ( authority ) yang diakui oleh klien.
3. Sanksi dan pengakuan masyarakat atas kewenangan ini.
4. Kode etik yang mengatur hubungan-hubungan dari orang-orang professional dengan kliendan teman sejawat.
5. Kebudayaan profesi yang terdiri atas nilai-nilai, norma-norma dan lambang.
c. Menurut Penididkan NEA Amerika serikat ada enam criteria bagi profesi dibidang pendidikan :
1. Profesi didasarkan atas sejumlah pengetahuan yang dikhususkan.
2. Profesi mengejar kemajuan dan kemampuan para anggotanya.
3. Profesi melayani kebutuhan para anggotannya ( akan kesejahteraan dan pertumbuhan professional ).
4. Profesi memiliki norma-norma etis.
5. Profesi mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah dibidangnya mengenai perubahan-perubahan dalam kurikulum, struktur organisasi pendidikan, persiapan professional, dst.)
6. Profesi memiliki solidaritas kelompok profesi.
d. Menurut Buku Tahunan Persatuan AdministratorSekolah amerika serikat. Juga menetapkan enam criteria profesi dalam pendidikan. Bahwa Profesi :
1. Berbeda dengan pekerjaan lain karena memiliki sejumlah pengetahuan yang unik, yang dikuasai dan dipraktekkan oleh para anggotanya.
2. Memiliki suatu ikatan yang kuat terdiri dari para anggotanya dan aktif mengatur syarat-syarat memasuki profesi.
3. Memiliki kode etik yang dapat memaksa
4. Memiliki literature sendiri, walaupun ia mungkin menimba kuat dari banyak disiplin akademis untuk isinya.
5. Memberikan jasa-jasa kepada masyarakat.
6. nyata dipandang atau dilihat masyarakat.
Dari formulasi-formulasi diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur profesi ideal adalah sebagai berikut :
1. Suatu dasar ilmu atau teori sistematis.
2. Kewenangan professional yang diakui oleh klien.
3. Sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangannya.
4. Kode etik yang regulative.
5. Kebudayaan Profesi
6. Persatuan Profesi yang kuat dan berpengaruh.
7. Unsur-unsur Profesi
a. Teori sistematis
Teori ialah suatu system azas dan proposisi abstrak yang menguraikan dalam kata-kata umum jenis-jenis fenomen yang menjadi pusat perhatian profesi.

b. Kewenangan Profesional
Pendidikan yang ekstensif dalam teri sistematis dan bidang ilmunya memberi seorang professional jenis pengetahuan yang tidak dimiliki oleh orang bukan ahli dalam bidang ilmu itu. Mereka mempunyai kewenangan yang terbatas hanya dalam bidang-bidang khusus sesuai seorang profeional didik dan dilatih.
c. Sanksi Masyarakat
Setiap kelompok profesi berusaha agar masyarakat menguwatkan kewenangannya dengan memberikan sejumlah kekuasaan khusus dan hak khusus tertentu. Pengakuan msayarakat akan kekuasaan dan hak-hak tertentu itu dapat formal atau informal. Pengakuan formal ialah kesepakatan yang diperkuat oleh kekuatan hokum.
d. Kode Etik
Suatu kode professional adalah barangkali lebih eksplisit, lebih sistematis, dan lebih mengikat. Ia lebih altruistis, mementingkan kesejahteraan orang lain, dan lebih berorientasi pada pelayanaan masyarakat umum. Ia harus memberikan jasa kepada siapapun yang memintanya tanpa memandang umur, penghasilan, keluarga, politik, bangsa, agama, jenis kelamin, dan status social dari klien. Seorang professional digerakkan lebih oleh bisikan hati untuk berbuat dengan sebaik-baiknya dari pada kepentingan pribadi.jadi, seorang professional dalam keadaan bagimanapun harus memberikan jasa yang paling bermutu dan ia harus siap sedia untuk memberikan jasanya atas permintaan, walaupun dengan mengorbankan kesenangan dirinya.
e. Kebudayaan Profesi
Kebudayaan profesi terdiri atas nilai-nilai, norma-norma, symbol-simbol, dan konsep karir. Nilai-nilai social dari kelompok professional ialah anggapan-anggapannya yang dasar dan fundamental. Profesi memandang bahwa jasanya itu suatu kebajikan social dan bahwa kesejahteraan masyarakat akan sangat dirugikan oleh ketidak hadirannya.
f. Persatuan Profesi.
Suatu profesi adalah lebih dari sekelompok individu yang berwenang, karena suatu profesi secara keseluruhan mempunyai tanggung jawab atas kualitas jasa sosialnya yang unik, nyata dan esensial dan atas pengembangan dan pemaksaan standar-standar dalam seleksi pendidikan, dan perbuatan para anggotanya.

B. PERANAN TEORI DALAM PRAKTEK ADMINISTRASI PENDIDIKAN
1. Arti dan Hakekat Teori.
Banyak administrator sekolah lebih suka melihat dirinya selaku seortang “ pembuat “. Mereka kurang menghargai teori, karena menurut mereka teori adalah tidak praktis. Sikap serupa ini memperlihatkan ketidaktahuan tentang apa sebenarnya teori itu. Jadi, apakah yang disebut teori itu ? Barangkali akan lebih membantu jika lebih dulu diterangkan apa yang bukan teori, mengingat ketidakpercayaan akan teori untuk sebagian disebabkan oleh konsep-konsep yang salah tentang teori itu.
Pertama, teori bukan terkaan atau pendapat pribadi. Pernyataan seperti. “ menurut teori saya, jika kita mengajarkan tiap mata pelajaran masing-masing selama empat minggu berturut-turut, alih-alih mencoba untuk mengajarkan semua mata pelajaran sekaligus selama seluruh tahun, kita akan memperoleh hasil yang jauh lebih baik, “ ialah pendapat bukan teori “.
Kedua, toeri bukan suatu pernyataan tentang sesuatu yang dicita-citakan, tentang apa yang seharusnya. Teori mengenai apa adanya, tidak mengenai apa yang seharusnya ia mengatakan. “ jika anda melakukan ini akan terjadi itu “ , bukan hendaknya melakukan ini karena konsisten dengan nilai-nilai ini. Nilai-nilai pertama-tama termasuk wilayah falsafah bukan wilayah teori.
Apakah Teori itu?
Teori adalah suatu kerangka acuan suatu keterangan tentang hubungan fakta-fakta atau fenomena-fenomena yang mungkin tampak tak berhubungan. Ia adalah pernyataan tentang prinsip-prinsip umum yang tampaknya meramalkan atau menjelaskan kejadian-kejadian dengan ketelitian yang lebih baik dari terkaan sehingga kita dapat mengatakan bahwa prinsip-prinsip iti “ benar “.

2. Perbedaan antara teori dengan nilai
Perbedaan antara teori dengan nilai-nilai biasanya dibicarakan dalam kata-kata dikotomi “ apa ada seharusnya “ ( is-ougnt ) perbedaan ini dijelaskan oleh Griffths dengan sebuah contoh dari ilmu fisika.
Teori bukan perangkat nilai-nilai dan ia bukan pula filsafat ilmu administrasi baru yang membuat perbedaan tajam antara falsafah dan seince. Seorang administrator adalah manusia perbuatan, dan adalah sangat perlu bahwa ia tidak saja mengetahui prinsip-prinsip atas dasar mana perbuatan dapat diramalkan tapi juga memiliki beberapa keyakinan tentang etika administrasi.

3. Sifat Hubungan Teori Praktek
Sering orang mengira bahwa teori adalah kebalikan dari praktek dan dengan demikian mempersamakan teori dengan tidak praktis. Tapi bagi kebanyakan orang teori ialah sinonim bagi “spekulasi “, “ dugaan “ atau “ sesuatu yang ideal “.
Berteori senantiasa hadir dalam prilaku manusia, sekalipun hanya secara emplisit. Perhatian ynag eksplisit akan teori adalah perlu mengingat teori memiliki faedah yang nyata bagi praktek yang berhasil. Memang, tanpa dimensi teoritis, praktek hanya dapat berhasil secara kebetulan.. juga mereka yang menyebut dirinya “ orang oraktis “ dalam kenyataannya tidak dapat melepaskan diri dan teori.
Bila pengalaman seorang administrator membawanya kepada pikiran bahwa suatu jenis tindakan tertentu akan menimbulkan kejadian atau tindakan lain tertentu, maka ia akan menggunakan teori. Orang yang belajar dari pengalamannya, orang yang mengubah teori-teorinya dalam proses koreksi diri yang tiada hentinya, orang serupa itu berteori – mungkin berteori dengan tak baik, tapi bagaimanapun mereka itu berteori.
4. Nilai Praktis Dari Teori
Teori dapat digunakan sebagai alat pemeriksaan praktek – ia menawarkan kepada administrator suatu dasar untuk kritik-diri dan perbaika yang sistematis dan kontinu.

C. SUATU PANDANGAN FUNGSIONAL TENTANG ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM ERA PEMBANGUNAN.

Administrasi pendidikan, sebagi suatu bidang jasa professional yang spesifik hadir di dalam tiga bidang perhatian dan kepentingan masyarakat yang saling berhubungan.
Bidang pertama ialah seeting administrasi pendidika : geografi, demografi, ekonomi, ideology, kebudayaan dan pembangunan.
Bidang kedua ialah pendidikan itu sendiri, yaitu bidang garapan administrasi – sumbangannya yang mungkin bagi perubahan social, pertumbuhan ekonomi,dan pembangunan politik.
Bidang ketiga terdiri dari formulasi-formulasi umum tentang sustansi administrasi pendidikan : tugas-tugasnya, proses-prosesnya, teknik-tekniknya, asas-asas operasionalnya, dan ide-ide tentang perilaku administratifnya.

1. Dua Dimensi Pokok Administarsi
Lingkungan kerja yang segera dari seorang administrator sekolah ialah organisas sekolahnya. Administrator menempati posisi yang telah ditentukan di dalam organisasi sekolah itu ; ia adalah kepala – suatu kedudukan administrative yang paling penting di sekolahnya.
Gagasan umum yang bertalian dengna jenis administrasi yang diminta oleh sekolah-sekolah memberikan petunjuk penting bagi penelaahannya sebagi suatu bidang jasa professional yang sangat khusdus. Gagasan itu tampaknya mengungkapkan dua dimensi umum yang pokok berikut : 1. Dimensi yang eksekutif dan 2. Dimensi kepemimpinan.
1. Dimensi eksekutif
Dimensi eksekutif dari administrasi pendidikan sampai saat ini menjadi focus sentral bagi pemahaman substansi administrasi pendidikan.
Dimensi ini menunjuk kepada ketrampilan-ketrampilan teknis managerial yang perlu untuk “ menjalankan sekolah “ . satu aspeknya melingkupi tugas-tugas yang terlibat dala peranan-peranan administrator selaku pelakjsana kurikulum, manager personil, fasilitas, keuangan dan tata usaha sekolah, pemelihara tata tertib, dan penghubung sekolah masyarakat.
2. Dimensi kepemimpinan
Dimensi ini menunjulk kepada keharusan untuk menghubungkan pendidika dengan pembanguna nasiona, atau dengan kata lain untuk memusatkan perhatian kepada pembaruan pendidikan untuk mendukung pembangunan.

2. Empat Dimensi Perilaku Aministratif
Perilaku administratif adalah suatu jenis perbuiatan yang bersifat umum yang terdapat pada semua organisasi manusia.
Dimensi I. Pengembangan kebijaksanaan pendidikan yang dasar bertalian dengan tujuan-tujuan umum pendidikan
Dimensi II. Pengembangan kebijaksanaan operasional yang diperlukan untuk melaksanakan kebijaksanaan pendidikan.
Dimensi III. Pelaksanaan teknis-managerial kebijaksanaan pendidikan.
Dimensi IV. Penggunaan dengan cerdas proses aministrasi pada semua tahap kegiatan administrasi.


















BAB III
KESIMPULAN


1. Profesi sebagai suatu pekerjaan yang meminta pendidikan tinggi dalam liberal arts atau science, dan biasanya meliputi pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual, seperti mengajar, keinsinyuran, mengajar, mengarang dst.
2. Porfesionalisasi adalah suatu proses perubahan dalam status suatu pekerjaan dari yang non - profesi atau semi – profesi kearah profesi sungguh
3. unsur-unsur profesi ideal adalah sebagai berikut :
 Suatu dasar ilmu atau teori sistematis.
 Kewenangan professional yang diakui oleh klien.
 Sanksi dan pengakuan masyarakat akan keabsahan kewenangannya.
 Kode etik yang regulative.
 Kebudayaan Profesi
 Persatuan Profesi yang kuat dan berpengaruh.
4. Teori adalah suatu kerangka acuan suatu keterangan tentang hubungan fakta-fakta atau fenomena-fenomena yang mungkin tampak tak berhubungan. Ia adalah pernyataan tentang prinsip-prinsip umum yang tampaknya meramalkan atau menjelaskan kejadian-kejadian dengan ketelitian yang lebih baik dari terkaan sehingga kita dapat mengatakan bahwa prinsip-prinsip iti “ benar “.
5. Teori bukan perangkat nilai-nilai dan ia bukan pula filsafat ilmu administrasi baru yang membuat perbedaan tajam antara falsafah dan seince. Seorang administrator adalah manusia perbuatan, dan adalah sangat perlu bahwa ia tidak saja mengetahui prinsip-prinsip atas dasar mana perbuatan dapat diramalkan tapi juga memiliki beberapa keyakinan tentang etika administrasi.
6. Teori dapat digunakan sebagai alat pemeriksaan praktek – ia menawarkan kepada administrator suatu dasar untuk kritik-diri dan perbaika yang sistematis dan kontinu.
7. Suatu pandangan fungsional tentang administrasi pendidikan dalam era pembangunan.
1. Dua Dimensi Pokok Administarsi
 Dimensi eksekutif
 Dimensi kepemimpinan
2. Empat Dimensi Perilaku Aministratif





DAFTAR PUSTAKA

H.M. Vollmer and D.L Milis (eds), Profesionalization ( Englewood Cliffs, N.J. : Prentice-Hall. 1956.h.vii.

W.E.Moore, The Professions: Roles and Rules ( New York : Rusel Sage Foundation, 1970 ).
Ernest Grenwood, The Element Of Profesionalization” dalam Vollmer, op,cet.h. 10-12
Educational Policies Commision Of The NEA, Profesional Organization in American Education ( Washinton D.C.: The Assosiation. 1957), h. 9-12
American Assosiation of School Administrator, Profesional Administrator for American schools 38th Yearbook ( Washinton D.C.: The Assosiation. 1960), h. 257

Jangan Tangisi Susu Yang Tumpah Kemarin

Ada sebuah ungkapan klasik berbunyi: “Di dunia ini, sebenarnya, tiada sesuatu yang baru!” Sekiranya kita melihat dari segi tabiat, keinginan dan perwatakan manusia, sejak dahulu hinggalah sekarang ini, maka ungkapan di atas amat tepat. Manusia memang mempunyai tabiat dan kecenderungan yang sama, yang itu juga: ada persahabatan dan perselisihan, ada kezaliman dan ada pula keadilan, ada saat berdamai dan ada ketikanya berperang. Malah, ada bangsa yang bangun dan maju, ada pula bangsa yang jatuh tersungkur. Begitu jugalah dengan tamadun serta peradabannya.

Allah SWT menyeru manusia supaya mengambil pengajaran dari peristiwa lalu, kejadian dan peristiwa yang sudah dilalui oleh umat terdahulu. Dari sini jelaslah bahawa kehidupan manusia merupakan streotaip, suatu pengulangan dari yang sudah pernah ada atau dialami umat yang sebelum kita. Apa yang kita hadapi sekarang sudah pernah dilalui oleh umat atau generasi yang sebelum kita, dan ini juga akan dialami oleh generasi yang selepas kita nanti. Jadi kita dituntut supaya mengambil pengajaran dari peristiwa lampau atau kejadian pada generasi terdahulu, supaya kita dapat memperbaiki keadaan yang sedang dan akan berlaku.

Allah SWT berfirman:
Maka ambil iktibar (pengajaran), wahai orang-orang yang mempunyai penglihatan. (59: 2)

Begitu manusia berganti dan masa berubah, namun watak dan kecenderungannya tetap juga serupa. Maka, memandang ke belakang, sejarah manusia yang panjang itu, melahirkan kebijaksanaan. Cara ini akan dapat menembus masa lalu sambil memperhatikan pelbagai peristiwanya, membahas nasihat-nasihatnya, dan mengambil bekal dari percubaan-percubaan orang-orang terdahulu, lalu kita tahu bagaimana mereka menjauhkan diri mereka dari kesesatan. Inilah pandangan seorang mukmin yang bijaksana.

Allah SWT berfirman, yang maksudnya: Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengannya mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengannya mereka dapat mendengar? Kerana, sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. (22:46)

Seandainya kita menyempatkan diri membolak-balik lembaran Al-Quran nescaya kita akan banyak menjumpai kisah yang sengaja Allah abadikan di dalamnya untuk tatapan manusia seperti kita, yakni yang berkenaan dengan kejadian-kejadian pada masa lalu, termasuklah di dalamnya pengalaman yang dilalui orang-orang yang bertakwa, juga akibat yang ditanggung oleh orang-orang yang berbuat dosa. Pendek kata, pertentangan antara kebaikan dan kejahatan. Kesenuanya dijelaskan dan dibentangkan oleh al-Quran di hadapan kita dengan jelas supaya kita mahu dan bersedia memperhatikan dan memikirkannya.

Allah s.w.t. berfirman, yang maksudnya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran. Al-Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi ia membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (12: 11)

Kalaulah kita benar-benar ingin menjadi manusia yang mengenali inti kemanusiaan, maka seharusnya kita bersedia mengarahkan pandangan kita ke pangkuan sejarah. Menerusi kejadian yang benar dan batas-batas yang jelas inilah seharusnya kita pelajari masa lampau itu. Mengimbas kembali waktu lampau itu bukanlah untuk memperbaharui rasa sedih atau mengungkit luka lama hingga berdarah semula, atau berputar di sekitar tragedi yang menyakitkan hati kita, lalu kita berkata: sekiranya, seandainya atau kalaulah dan sebagainya. Kata-kata seperti ini sangat dibenci oleh Islam. Bahkan, sikap ini merupakan resmi atau kebiasaan orang-orang munafik dan yang di dalam hatinya ada penyakit.

Dale Carnegie mengatakan hal yang benar, dan saya mengerti hal tersebut, tetapi apakah kita memiliki keberanian yang cukup untuk melakukannya? Kemudian beliau melanjutkan:
“Apabila sampai pada suatu pagi, semua murid dalam kelas disuruh masuk ke makmal. Tidak berapa lama setelah itu, Mr. Brandwine datang dengan membawa segelas susu yang kemudian diletakkan di atas meja yang ada di hadapannya. Kami semua memandang ka arah gelas yang berisi susu itu dan bertanya-tanya dalam hati: Apa pula gerangan hubungan susu dalam gelas itu dengan pelajaran yang akan diterangkannya kali ini? Mr. Brandwine berdiri serta merta dari kerusinya, lalu tangannya tersentuh gelas berisi susu tersebut hingga ia jatuh berkecai dan isinya tumpah ke tanah. Kemudian, dengan suara yang hampir berteriak, beliau berkata kepada kami:
"Jangan tangisi susu yang tertumpah!”
“Kemudian ia meminta kami semua melihat pecahan-pecahan gelas dan cairan susu yang telah meresap ke dalam tanah itu, lalu ia berkata: “Cuba lihat baik-baik, saya ingin kamu meresapkan pelajaran ini kedalam hati untuk selama-lamanya. Susu tadi telah hilang seperti yang kamu lihat, meresap kedalam tanah. Tidak ada satu kekuatanpun yang mampu mengembalikannya walau hanya setitis. Barangkali, jika kita mahu berfikir dan berhati-hati, mungkin kita dapat mengelakkan kejadian tersebut, tetapi kini segalanya telah terlambat. Apa yang dapat kita kerjakan sekarang adalah melapnya dan melupakannya. Lalu, kita teruskan pekerjaan lain yang masih tersisa, yang perlu diselesaikan.

Alangkah tepatnya pengajaran tersebut, dan hal yang hampir sama disebut dalam hadis yang berikut ini: Minta tolonglah kepada Allah dan jangan menjadi lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu maka janganlah mengatakan: “Seandainya aku mengerjakan begini maka akan menjadi begitu!” Tetapi katakanlah: “Itu semua adalah takdir Allah, apa yang dikehendaki-Nya dibuat-Nya.” Sebab, perkataan: “seandainya…” itu akan membuka pintu buat syaitan.
Keberanian untuk melepaskan masa lalu, maka kita, dengan izin Allah, mampu meneruskan perjalanan hidup kita dengan penuh semangat dan harapan semoga di lain kali berjaya.

HUMOR

Aku bingung…???

Ada satu hal yang bikin ahli aku bingung, begini ceritanya:

ada 1 ekor kambing harganya Rp. 75.000,-
ada 3 pemuda yang mau beli kambing tersebut

berarti masing-masing orang mengumpulkan @ Rp. 25.000,- akhirnya terkumpul Rp. 75.000,- sesuai harga jual. (betul khan?)

uang itu lalu diberikan ke calo sejumlah uang tersebut = Rp. 75.000,- (masih betul khan?)

calo itu ternyata ngasih ke pedagangnya Rp. 70.000,- (dipotong Rp. 5.000,- pasti dong?)

lalu dari Rp. 5.000,- itu dibagi ke 3 pemuda tadi @ Rp. 1.000,- dan sisanya Rp 2.000 buat si calo. (pasti masih betul khan?)

Disini permasalahannya (aku mulai bingung…*x@?/!)
berarti masing-masing pemuda ngantongin Rp.1.000 (yaa nggak?) atau dengan kata lain seharusnya uang yang dikumpulkan oleh masing-masing pemuda tadi Rp. 25.000, – Rp. 1.000,- = Rp. 24.000,- berarti masing-masing pemuda harus membayar @ Rp. 24.000,- jadi perhitungan matematika = 3 X Rp. 24.000,- = Rp. 72.000,- (bener donk?)

Kalau ditotal jendral uang yang dikumpulkan Rp.72.000,-

Rp. 2.000 (punyanya si calo) + Rp. 72.000 = Rp. 74.000
Pertanyaannya? kemana uang yang Rp. 1.000,-
(hayo...? coba cari…?).

POTRET CINTA ALA NABI MUHAMMAD SAW

"Manusia tidak jatuh 'ke dalam' cinta, dan tidak juga keluar 'dari cinta'. Tapi manusia tumbuh dan besar dalam cinta". Cinta, banyak waktu dan peristiwa orang selalu berbeda mengartikannya. Tak ada yang salah, tapi tak ada juga yang benar sempurna penafsirannya. Karena cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta juga seperti air yang mengalir ke dataran yang lebih rendah.

Tapi ada satu yang bisa kita sepakati bersama tentang cinta. Bahwa cinta, akan membawa sesuatu menjadi lebih baik, membawa kita untuk berbuat lebih sempurna. Mengajarkan pada kita betapa, besar kekuatan yang dihasilkannya. Cinta membuat dunia yang penat dan bising ini terasa indah, paling tidak bisa kita nikmati dengan cinta.

Cinta mengajarkan pada kita, bagaimana caranya harus berlaku jujur dan berkorban, berjuang dan menerima, memberi dan mempertahankan. Teringat kisah Bandung Bondowoso yang tak tanggung-tanggung membangunkan seluruh jin dari tidurnya dan menegakkan seribu candi untuk Lorojonggrang seorang. Sangkuriang tak kalah dahsyatnya, diukirnya tanah menjadi sebuah telaga dengan perahu yang megah dalam semalam demi Dayang Sumbi terkasih yang ternyata ibu sendiri. Tajmahal yang indah di India, di setiap jengkal marmer bangunannya terpahat nama kekasih buah hati sang raja juga terbangun karena cinta. Bisa jadi, semua kisah besar dunia, berawal dari cinta.

Cinta adalah kaki-kaki yang melangkah membangun samudera kebaikan. Cinta adalah tangan-tangan yang merajut hamparan permadani kasih sayang. Cinta adalah hati yang selalu berharap dan mewujudkan dunia dan kehidupan yang lebih baik. Dan Islam tidak saja mengagungkan cinta tapi memberikan contoh kongkrit dalam kehidupan. Lewat kehidupan manusia mulia, Rasulullah tercinta.

Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata –bata memberikan petuah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap Rasulullah yang limbung saat turun dari mimbar. Saat itu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, jika mungkin.

Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata jibril. Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telingan ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii" Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, bagaimana dengan cinta kita? Wallaahu A'lam.

ARTI CINTA DAN DICINTAI

Sangatlah menyakitkan mencintai seseorang, tetapi tidak dicintai olehnya. Tetapi lebih indah untuk mencintai dan tidak pernah menemukan keberanian untuk memberitahu mereka apa yang kamu rasakan.

Mungkin Tuhan menginginkan kita untuk bertemu dengan orang yang tidak tepat sebelum bertemu dengan yang tepat. Jadi ketika kita akhirnya bertemu dengan orang yang tepat, kita akan tahu betapa berharganya anugerah tersebut.

Cinta adalah ketika kamu membawa perasaan, kesabaran dan romantis dalam suatu hubungan dan menemukan bahwa kamu peduli dengan dia. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi. Ketika pintu kebahagiaan tertutup, yang lain terbuka. Tetapi kadang-kadang kita menatap terlalu lama pada pintu yang telah tertutup itu sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka untuk kita.
Teman yang terbaik adalah teman dimana kamu dapat duduk bersamanya dan merasa terbuai, dan tidak pernah mengatakan apa-apa dan kemudian berjalan bersama. Perasaan seperti itu adalah percakapan termanis yang pernah kamu rasakan. Benarlah bahwa kita tidak tahu apa yang kita dapatkan sampai kita kehilangan itu ?? Tetapi benar juga bahwa kita tidak tahu apa yang hilang sampai itu ada.

Memberikan seseorang semua cintamu tidak pernah menjamin bahwa mereka akan mencintai kamu juga !!! Jangan mengharapkan cinta sebagai balasan, tunggulah sampai itu tumbuh didalam hati mereka. Tetapi jika tidak, pastikan dia tumbuh didalam hatimu
Ada hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang dari mereka kamu ingin dengar. Tetapi jangan sampai kamu menjadi tuli walaupun kamu tidak mendengar itu dari seseorang yang mengatakan itu dari hatinya.

Jangan pernah berkata selamat tinggal jika kamu masih ingin mencoba. Jangan menyerah selama kamu merasa masih dapat maju. Jangan pernah berkata kamu tidak mencintai orang itu lagi bila kamu tidak bisa membiarkannya pergi. Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangun kembali kepercayaan.

Hanya perlu satu menit untuk menghancurkan seseorang, satu jam untuk menyukai seseorang, satu hari untuk mencintai seseorang tetapi membutuhkan seumur hidup untuk melupakan seseorang.

Jangan melihat dari wajah, itu bisa menipu. Jangan melihat kekayaan, itu bisa menghilang. Datanglah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum karena sebuah senyuman dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah. Berharaplah kamu dapat menemukan seseorang yang dapat membuatmu tersenyum. Ada saat di dalam kehidupanmu dimana kamu sangat merindukan seseorang, kamu ingin mengambil mereka dari mimpimu dan benar-benar memeluk dia.

Berharaplah bahwa kamu dapat bermimpi tentang dia, yang berarti mimpilah apa yang ingin kamu mimpikan, pergilah kemana kamu ingin pergi, jadilah sesuai dengan keinginan kamu, karena kamu hanya hidup sekali dan satu kesempatan untuk melakukan apa yang kamu inginkan.
Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia, cukup cobaan untuk membuat kamu kuat, cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi manusia yang sesungguhnya, dan cukup harapan untuk membuat kamu bahagia.

Selalu letakkan dirimu pada posisi orang lain. Jika kamu merasa bahwa itu menyakitkan kamu, :mungkin itu menyakitkan orang itu juga. Kata-kata yang ceroboh dapat mengakibatkan perselisihan, kata-kata yang kasar bisa membuat celaka, kata-kata yang tepat waktu dapat mengurangi ketegangan, kata-kata cinta dapat menyembuhkan dan menyenangkan. :Permulaan cinta adalah dengan membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak membentuk mereka menjadi sesuai keinginan kita.

Dengan kata lain kita mencintai bayangan kita yang ada pada diri mereka. Orang yang bahagia tidak perlu memiliki yang terbaik dari segala hal. Mereka hanya membuat segala hal yang datang dalam hidup mereka menjadi yang terbaik.

Selasa, 22 Juni 2010

ENAM PERSOALAN HIDUP

Enam persoalan hidup
Al-Ghozali

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya.

Lalu Imam Al Ghozali bertanya,
pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (3: 185)

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid -muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawapan yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan
matahari. Semua jawapan itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu" (38: 26). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada yang menjawap baja, besi, dan gajah. Semua jawapan hampir benar, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (33: 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?". Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan Sholat. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan solat, gara-gara meeting kita tinggalkan sholat.

Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Apakah Tuhan itu ada?

Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, kiai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya.
Akhirnya Orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut.

Pemuda: Anda siapa? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?

Kyai: Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda

Pemuda: Anda yakin? sedang Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.

Kyai: Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya

Pemuda: Saya punya 3 buah pertanyaan
- Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya
- Apakah yang dinamakan takdir
- Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syetan Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si Pemuda dengan keras.

Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya?

Kyai: Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya

Pemuda: Saya sungguh-sungguh tidak mengerti
Kyai: Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: Tentu saja saya merasakan sakit

Kyai: Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?

Pemuda: Ya

Kyai: Tunjukan pada saya wujud sakit itu !

Pemuda: Saya tidak bisa

Kyai: Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.

Kyai: Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?

Pemuda: Tidak

Kyai: Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?

Pemuda: Tidak

Kyai: Itulah yang dinamakan Takdir
Kyai: Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?

Pemuda: kulit

Kyai: Terbuat dari apa pipi anda?

Pemuda: kulit

Kyai: Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda: sakit

Kyai: Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan untuk syaitan.

Rabu, 16 Juni 2010

Al-Qur'anul Karim

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, PASTILAH Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya

Tebarkan Salam

M. Ishaq, S.Pd

Senin, 14 Juni 2010

UKHUWAH ISLAMIYAH

Aku sebenarnya ragu mau menulis tentang ini, karena aku sadar akan kedangkalan ilmuku, tapi satu sisi, ini terus merongrong otakku, dari pada penasaran aku tulis aja trus aku upload di bulletin, berharap temen2 mau berbagi ilmu, berbagi pengetahuan dengan ku, pokoknya saran, kritik, masukan bahkan hujatan aku tunggu…..

Ini adalah tentang pergolakan terhadap aliran yang ada di Indonesia maupun dunia seperti NU, Muhammadiyah, Sunni, Syiah, dll. Aliran yang aku komentari nanti aku batasi pada aliran-aliran yang masih berpagarkan pada Ahlussunnah Wal Jamaah. Diluar itu aku tidak peduli, karena sesuai dengan hadist Rasul bahwa islam akan terpecah menjadi banyak golongan dan yang masuk syurga hanya Ahlussunah Wal Jamaah. NU, Muhammadiyah, Sunni, Syiah aku fakir masih masuk dalam criteria Ahlussunah Wal Jamaah.

Banyak diantara kita yang beranggapan bahwa aliran-aliran kita adalah yang paling benar, itu sah-sah saja dan memang seperti itu harusnya menurutku, tapi yang jadi masalah adalah ada diantara kita yang kemudian memfonis bahwa aliran diluar kita salah (secara keseluruhan) inilah yang menurutku tidak benar, kenapa:

Pertama dengan pemahaman yang seperti itu sama halnya kita masuk ke dalam golongan orang-orang yang riya’, sombong, takabur dan ini fatal, saya ingat hadist Rosulullah. Bahwa “riya’ itu seperti api membakar kayu bakar” (aku lupa siapa pe-Rawi-nya, kasih tahu ya kalau ada yang tahu, makasih) diluar tentang ke-shasihan hadist ini, ini merupakan sebuah perumpamaan yang sangat ngeri, bayangkan kalau kita menanam pohon selama 20 tahun, mungkin yang kita dapat hanyalah pohon dengan diameter batang sekitar 15 s/d 20 cm, tapi kemudian kalau kayu itu sudah kering dan menjadi kayu bakar. Lalu kita bakar mungkin hanya beberapa jam saja habis.. 20 tahun habis dalam beberapa jam saja..

Yang ke-dua, aliran seperti NU, Muhammadiyah, Sunni dan Syiah, itu menurutku hanya Organisasi kemasyarakatan, dan hadir setelah jaman Rasulullah meninggal, meskipun ada beberapa ritual ibadah yang berbeda. Saya belum pernah membaca dalam Al Qur’an maupun Hadist, yang menyatakan bahwa yang masuk syurga golongan tertentu, yang ada adalah orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah adalah orang yang bertakwa, ini yang perlu digaris bawahi.

Menurutku dari pada kita terus bergelut dan memikirkan aliran mana yang benar dan yang salah, lebih baik kita melihat kedalam hati kita, seberapa besar tingkat ketakwaan kita (ini dasar).

Kalau ketakwaan sudah menjadi tolok ukur dalam setiap langkah maupun setiap kita menjalankan ibadah kita saya yakin kita akan masuk syurga, apapun aliran kita mau sholat sedekap diatas dada maupun di perut, tarawih 20 rakaat maupun 8 rakaat. Tidak ada bedanya.

Toh sebenarnya Allah sudah memberikan sebuah rumus pasti, seperti rumus matematika 1+1=2, 1+2=3 tidak ada 1+1=4, 1+3=5, rumus itu adalah “As Sholatu’ Tanha Anil Fahsa’I Wal Munkar” Sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, dalam artian bahwa Sholat yang dilakukan secara bener-bener, Sholat yang bener-bener dari hati, Sholat yang dilandasi dengan ketakwaan kepada Allah, akan kelihatan dalam setiap tingkah laku kita.

Sebagai pendukung pendapat saya diatas, sekarang saya tanya: adakah orang NU yang bejat ? pasti ada, adakah orang Muhammadiyah bejat ? pasti juga ada, begitu juga Syiah dan Sunni, sebaliknya adakah orang NU yang baik ? pasti banyak, adakah orang Muhammadiyah yang baik ? pasti juga banyak, begitu juga Sunni dan Syiah.

Berarti bukan cara Sholat-nya (Aliran-nya) tapi kembali kepada individu masing-masing, yang bejat berarti Sholatnya salah, meski gerakannya bener, yang baik berarti Sholatnya juga bener. As Sholatu’ Tanha Anil Fahsa’I Wal Munkar”

Begitu kira-kira pendapatku mohon petunjuk..

Hanya Allah yang maha benar, dan maha luas ilmu-Nya..

HIKMAH KALAM

Halaman ini berisikan kutipan beberapa Hadist Rasulullah SAW serta beberapa perkataan singkat penuh hikmah. Untuk penjelasan lebih lengkap, silakan saudaraku merujuknya pada guru/ustadz yang berkompeten dibidangnya serta kitab-kitab yang terkait dengan kutipan ini.

*

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam.”
(HR. Bukhari)
*

Rasulullah SAW bersabda:”Barangsiapa berpagi-pagi dan akhirat menjadi obsesi terbesarnya, maka Alloh akan menghimpun seluruh kebutuhannya untuknya dan menjadikan kekayaan ada di dalam hatinya. lalu dunia akan mendatanginya dengan menunduk. Dan barangsiapa yang dunia menjadi obsesi utamanya, maka Alloh akan membuyarkan impiannya, dan menjadikan kemiskinan di depan matanya dan dunia tidak akan mendatanginya kecuali apa yang sudah ditetapkan untuknya.”
(HR. Turmudzi)
*

Rasulullah SAW bersabda:”Jadikanlah anak-anakmu hanya takut kepada Alloh”
(HR. Thabrani)
*

Diantara tertib terpenting bagi orang yang menyuruh berbuat baik dan melarang berbuat jahat ialah; Menjauhi sifat-sifat sombong, berlaku kasar, berkata nista dan mencaci maki terhadap orang yang mengerjakan maksiat. Sebab, yang demikian bisa menghapuskan pahala yang besar dan bahkan mendatangkan dosa dan siksa. Bisa jadi ketimpangan sikap itu akan menyebabkan kebenaran yang diserukannya itu ditolak oleh orang-orang yang mengerjakan maksiat.
(Habib Abdullah Al Haddad)
*

Seorang mukmin adalah pemimpin bagi dirinya dan selalu menghisab dirinya.
(Hasan Al Bashri)
*

Jika engkau merasakan kekesatan dalam hatimu, maka duduklah dengan orang-orang yang berdzikir dan orang-orang zuhud”
(Ahmad bin Abi Al Hawari Ad Damsyiqi)
*

Jangan remehkan sedikitpun tentang ma’ruf, meskipun hanya menjumpai kawan dengan berwajah ceria (tersenyum).
(HR. Muslim)
*

Wahai manusia, engkau memang memerlukan bagianmu dari dunia. Tapi engkau lebih memerlukan bagianmu di akhirat. Jika bagianmu bermula dari akhirat, maka bagianmu kepada akhirat akan terlewati. maka aturlah dengan sebaik-baiknya. Tapi bila engkau memulai dari bagianmu di dunia, maka bagianmu di akhirat akan hilang sedangkan bagian duniamu terancam bahaya.
(Mu’adz bin Jabbal .ra)
*

Jika manusia takut pada neraka sebagaimana ia takut pada kemiskinan, niscaya ia akan selamat dari keduanya. jika ia menginginkan surga sebagaimana ia menginginkan kekayaan niscaya ia akan mendapatkan keduanya. Dan jika ia takut pada Alloh dalam hatinya sebagaimana ia takut pada Alloh dalam perilakunya secara lahir, niscaya ia bahagia di dunia dan akhirat.
(Ahli Hikmah)
*

Jangan sekali-kali engkau menganggap ada sesuatu lebih penting dari jiwamu sendiri. Karena sesungguhnya, tak ada istilah sedikit dalam perbuatan dosa.
(Umar bin Abdul Aziz)

*

Jika engkau menghadapi dunia dengan jiwa lapang, engkau akan memperoleh banyak kegembiraan yang semakin lama semakin bertambah, semakin luas, duka yang semakin mengecil dan menyempit. Engkau harus tahu bahwa bila duniamu terasa sempit, sebenarnya jiwamulah yang sempit, bukan dunianya.
(Ar Rafi’i dalam Wahyul Qalam)
*

Alloh merahmati seorang hamba yang berhenti saat terlintas keinginannya. Jika itu dilakukan untuk Alloh, ia lanjutkan, jika tidak ia tunda.
(Hasan Al Bashri)
*

Rasakanlah kerendahan saat engkau ruku’ dalam sholat. Karena engkau meletakkan jiwamu pada asalnya, yakni tanah. mengembalikan cabang ke pokoknya, dengan cara bersujud ke tanah yang darinya engkau diciptakan.
(Imam Al Ghazali)
*

Rasulullah SAW bersabda:”Kemuliaan seseorang adalah agamanya, harga dirinya (Kehormatannya) adalah adalah akalnya, sedangkan ketinggian kedudukannya adalah akhlaknya.
(HR. Ahmad dan Al Hakim)
*

Rasulullah SAW bersabda:”Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang bagi seorang mukmin. Dia harus mengambilnya dari siapa saja yang didengarnya, tidak peduli dari sumber mana datangnya.
(HR. Ibnu Hibban)
*

Rasulullah SAW bersabda:”Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain.
(HR. Ad-dailami)
*

Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan dengan mengatakan, kalau orang berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat kebaikan dan kalau mereka berbuat zalim, kami pun akan berbuat zalim. Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, kalau orang lain berbuat kebaikan, kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan, kami tidak akan melakukannya.
(HR. Attirmidzi)
*

Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak mengasihi dan menyayangi yang lebih muda, tidak menghormati orang yang lebih tua, dan tidak beramar ma’ruf dan nahi munkar.
(HR. Attirmidzi)
*

Permudahlah (segala urusan), jangan dipersulit dan ajaklah dengan baik, jangan menyebabkan orang menjauh.
(HR. Muslim)
*

Bila seseorang dari kamu sedang marah hendaklah diam.
(HR. Ahmad)
*

Seorang mukmin bukanlah pengumpat, pengutuk, berkata keji atau berkata busuk.
(HR. Bukhari dan Al Hakim)
*

Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.
(HR. Bukhari)
*

Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan dengannya.
(HR. Ahmad)