Aku sebenarnya ragu mau menulis tentang ini, karena aku sadar akan kedangkalan ilmuku, tapi satu sisi, ini terus merongrong otakku, dari pada penasaran aku tulis aja trus aku upload di bulletin, berharap temen2 mau berbagi ilmu, berbagi pengetahuan dengan ku, pokoknya saran, kritik, masukan bahkan hujatan aku tunggu…..
Ini adalah tentang pergolakan terhadap aliran yang ada di Indonesia maupun dunia seperti NU, Muhammadiyah, Sunni, Syiah, dll. Aliran yang aku komentari nanti aku batasi pada aliran-aliran yang masih berpagarkan pada Ahlussunnah Wal Jamaah. Diluar itu aku tidak peduli, karena sesuai dengan hadist Rasul bahwa islam akan terpecah menjadi banyak golongan dan yang masuk syurga hanya Ahlussunah Wal Jamaah. NU, Muhammadiyah, Sunni, Syiah aku fakir masih masuk dalam criteria Ahlussunah Wal Jamaah.
Banyak diantara kita yang beranggapan bahwa aliran-aliran kita adalah yang paling benar, itu sah-sah saja dan memang seperti itu harusnya menurutku, tapi yang jadi masalah adalah ada diantara kita yang kemudian memfonis bahwa aliran diluar kita salah (secara keseluruhan) inilah yang menurutku tidak benar, kenapa:
Pertama dengan pemahaman yang seperti itu sama halnya kita masuk ke dalam golongan orang-orang yang riya’, sombong, takabur dan ini fatal, saya ingat hadist Rosulullah. Bahwa “riya’ itu seperti api membakar kayu bakar” (aku lupa siapa pe-Rawi-nya, kasih tahu ya kalau ada yang tahu, makasih) diluar tentang ke-shasihan hadist ini, ini merupakan sebuah perumpamaan yang sangat ngeri, bayangkan kalau kita menanam pohon selama 20 tahun, mungkin yang kita dapat hanyalah pohon dengan diameter batang sekitar 15 s/d 20 cm, tapi kemudian kalau kayu itu sudah kering dan menjadi kayu bakar. Lalu kita bakar mungkin hanya beberapa jam saja habis.. 20 tahun habis dalam beberapa jam saja..
Yang ke-dua, aliran seperti NU, Muhammadiyah, Sunni dan Syiah, itu menurutku hanya Organisasi kemasyarakatan, dan hadir setelah jaman Rasulullah meninggal, meskipun ada beberapa ritual ibadah yang berbeda. Saya belum pernah membaca dalam Al Qur’an maupun Hadist, yang menyatakan bahwa yang masuk syurga golongan tertentu, yang ada adalah orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah adalah orang yang bertakwa, ini yang perlu digaris bawahi.
Menurutku dari pada kita terus bergelut dan memikirkan aliran mana yang benar dan yang salah, lebih baik kita melihat kedalam hati kita, seberapa besar tingkat ketakwaan kita (ini dasar).
Kalau ketakwaan sudah menjadi tolok ukur dalam setiap langkah maupun setiap kita menjalankan ibadah kita saya yakin kita akan masuk syurga, apapun aliran kita mau sholat sedekap diatas dada maupun di perut, tarawih 20 rakaat maupun 8 rakaat. Tidak ada bedanya.
Toh sebenarnya Allah sudah memberikan sebuah rumus pasti, seperti rumus matematika 1+1=2, 1+2=3 tidak ada 1+1=4, 1+3=5, rumus itu adalah “As Sholatu’ Tanha Anil Fahsa’I Wal Munkar” Sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, dalam artian bahwa Sholat yang dilakukan secara bener-bener, Sholat yang bener-bener dari hati, Sholat yang dilandasi dengan ketakwaan kepada Allah, akan kelihatan dalam setiap tingkah laku kita.
Sebagai pendukung pendapat saya diatas, sekarang saya tanya: adakah orang NU yang bejat ? pasti ada, adakah orang Muhammadiyah bejat ? pasti juga ada, begitu juga Syiah dan Sunni, sebaliknya adakah orang NU yang baik ? pasti banyak, adakah orang Muhammadiyah yang baik ? pasti juga banyak, begitu juga Sunni dan Syiah.
Berarti bukan cara Sholat-nya (Aliran-nya) tapi kembali kepada individu masing-masing, yang bejat berarti Sholatnya salah, meski gerakannya bener, yang baik berarti Sholatnya juga bener. As Sholatu’ Tanha Anil Fahsa’I Wal Munkar”
Begitu kira-kira pendapatku mohon petunjuk..
Hanya Allah yang maha benar, dan maha luas ilmu-Nya..
Ini adalah tentang pergolakan terhadap aliran yang ada di Indonesia maupun dunia seperti NU, Muhammadiyah, Sunni, Syiah, dll. Aliran yang aku komentari nanti aku batasi pada aliran-aliran yang masih berpagarkan pada Ahlussunnah Wal Jamaah. Diluar itu aku tidak peduli, karena sesuai dengan hadist Rasul bahwa islam akan terpecah menjadi banyak golongan dan yang masuk syurga hanya Ahlussunah Wal Jamaah. NU, Muhammadiyah, Sunni, Syiah aku fakir masih masuk dalam criteria Ahlussunah Wal Jamaah.
Banyak diantara kita yang beranggapan bahwa aliran-aliran kita adalah yang paling benar, itu sah-sah saja dan memang seperti itu harusnya menurutku, tapi yang jadi masalah adalah ada diantara kita yang kemudian memfonis bahwa aliran diluar kita salah (secara keseluruhan) inilah yang menurutku tidak benar, kenapa:
Pertama dengan pemahaman yang seperti itu sama halnya kita masuk ke dalam golongan orang-orang yang riya’, sombong, takabur dan ini fatal, saya ingat hadist Rosulullah. Bahwa “riya’ itu seperti api membakar kayu bakar” (aku lupa siapa pe-Rawi-nya, kasih tahu ya kalau ada yang tahu, makasih) diluar tentang ke-shasihan hadist ini, ini merupakan sebuah perumpamaan yang sangat ngeri, bayangkan kalau kita menanam pohon selama 20 tahun, mungkin yang kita dapat hanyalah pohon dengan diameter batang sekitar 15 s/d 20 cm, tapi kemudian kalau kayu itu sudah kering dan menjadi kayu bakar. Lalu kita bakar mungkin hanya beberapa jam saja habis.. 20 tahun habis dalam beberapa jam saja..
Yang ke-dua, aliran seperti NU, Muhammadiyah, Sunni dan Syiah, itu menurutku hanya Organisasi kemasyarakatan, dan hadir setelah jaman Rasulullah meninggal, meskipun ada beberapa ritual ibadah yang berbeda. Saya belum pernah membaca dalam Al Qur’an maupun Hadist, yang menyatakan bahwa yang masuk syurga golongan tertentu, yang ada adalah orang yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah adalah orang yang bertakwa, ini yang perlu digaris bawahi.
Menurutku dari pada kita terus bergelut dan memikirkan aliran mana yang benar dan yang salah, lebih baik kita melihat kedalam hati kita, seberapa besar tingkat ketakwaan kita (ini dasar).
Kalau ketakwaan sudah menjadi tolok ukur dalam setiap langkah maupun setiap kita menjalankan ibadah kita saya yakin kita akan masuk syurga, apapun aliran kita mau sholat sedekap diatas dada maupun di perut, tarawih 20 rakaat maupun 8 rakaat. Tidak ada bedanya.
Toh sebenarnya Allah sudah memberikan sebuah rumus pasti, seperti rumus matematika 1+1=2, 1+2=3 tidak ada 1+1=4, 1+3=5, rumus itu adalah “As Sholatu’ Tanha Anil Fahsa’I Wal Munkar” Sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, dalam artian bahwa Sholat yang dilakukan secara bener-bener, Sholat yang bener-bener dari hati, Sholat yang dilandasi dengan ketakwaan kepada Allah, akan kelihatan dalam setiap tingkah laku kita.
Sebagai pendukung pendapat saya diatas, sekarang saya tanya: adakah orang NU yang bejat ? pasti ada, adakah orang Muhammadiyah bejat ? pasti juga ada, begitu juga Syiah dan Sunni, sebaliknya adakah orang NU yang baik ? pasti banyak, adakah orang Muhammadiyah yang baik ? pasti juga banyak, begitu juga Sunni dan Syiah.
Berarti bukan cara Sholat-nya (Aliran-nya) tapi kembali kepada individu masing-masing, yang bejat berarti Sholatnya salah, meski gerakannya bener, yang baik berarti Sholatnya juga bener. As Sholatu’ Tanha Anil Fahsa’I Wal Munkar”
Begitu kira-kira pendapatku mohon petunjuk..
Hanya Allah yang maha benar, dan maha luas ilmu-Nya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar